Selasa, 08 Februari 2011

Belajar dari Surfers

" Surfers prefer face the greater waves in the ocean. In fact, they competed to conquer the big waves. I describe the challenge of my job is like facing the big waves . There are an opportunity, blessing and challenge for me. Sometimes I hesitate to come forward and deal with it or enjoy itbeautifully like a surfer. I was filled with doubt, fear, and worry."

Seperti seorang peselancar atau surfers yang menyukai tantangan ombak besar untuk dibuat mainannya namun tetap dalam kewaspadaan, saya pun belajar menikmati setiap gulungan-gulungan tantangan di dalam pekerjaan saya dengan tetap fun tapi tidak bermain-main.

Saya membayangkan jika saya adalah seorang surfers .

Ketika mengejar ombak , lalu masuk ke dalamnya , lalu tertawa di bawah gulungan ombak raksasa , mencoba tetap waspada , tetap mematuhi aturan bermain , dan di saat yang sama mencoba hal-hal baru (sebut saja gerakan akrobatik yang ingin dicoba).
Kadang terjatuh, kadang dikejar hiu, kadang kalah dengan ombak dan kemudian terhempas ke tepi pantai, kadang celaka, tapi buat mereka itu pengalaman besar dan kebanggaan seorang surfers.

Gambaran yang sama, ketika saya memutuskan bersama beberapa teman di kantor untuk mengadakan sebuah event besar . Bukan tanpa pertimbangan, semua sudah kami perkirakan dan perhitungkan. Namun bagi saya secara pribadi, tantangan besar ini makin terasa berat dengan resiko-resiko yang sudah dibicarakan sebelum kami melangkah maju.
Gila !! karena pekerjaan besar ini nekad kami pilih ketika perusahaan masih harus menghadapi beberapa masalah teknis. Tanpa berlarut-larut terjebak dalam sebuah ide yang kosong, kami berusaha memupuk komitmen dan kekompakan demi sebuah keberhasilan proyek yang sudah kami susun bersama.

Saya sendiri dipilih menjadi project officer di dalam kesempatan ini. Dan ini sangat tidak mudah, karena saya berjalan tanpa pengalaman. Meskipun teman-teman juga bekerja keras di dalamnya, namun rasa tidak percaya diri dan tidak mampu setiap saat selalu menghantui saya.

Sekarang masih belum separuh perjalanan kami menghadapi tantangan ini, dan saya merasa hampir tumbang, teman-teman mulai berkeluh, semangat kami sedikit demi sedikit memudar. Hal-hal non teknis malah menjadi masalah besar dan menghambat langkah untuk tetap maju.
Tapi saya bertekad , tantangan besar ini mampu ditaklukan dan mampu mengantar kita kepada keberhasilan.

Dengan berusaha menguatkan diri sendiri , saya memotivasi teman-teman untuk keep fighting,tetap bertahan dan menikmati kesulitan-kesulitan yang ada.

Dan pelajaran tentang surfers, mengingatkan saya untuk menganggap sebuah tantangan sebagai hal yang indah dan menyenangkan. Mengubah paradigma berpikir saya tentang sebuah kesulitan. Sekalipun ombak besar, tapi tetap berusaha tegar dan tersenyum menghadapinya. Meskipun dikejar hiu ( gambaran waktu ), tapi tetap tidak goyah. Karena sedikit saja ragu dan goyah maka hilang keseimbangan dan menjadi santapan hiu, sejenak saja menyerah maka waktu akan selangkah meninggalkan kita. Jika sesekali terhempas ombak, jangan menyerah ! terus berjuang ! Jika tersadar dan sudah di tepi pantai, masih ada hari esok untuk tantangan yang lebih besar ,tetapi kini dengan pelajaran dan pengalaman yang sudah tersimpan di dada.

Sejauh ini saya dan teman-teman sudah berjalan mengejar ombak, hampir dekat dengan ombak besar itu. Dan tidak akan ada kata menyerah sebelum menikmati keindahan lukisan Tuhan di dalam gulungan ombak, tidak ada kata kalah sebelum kami mencoba menaklukan semua tantangan proyek besar ini. Dengan tetap berdoa, berharap kepada Tuhan , dan bekerja keras, ada satu keyakinan di dalam hati bahwa ada berkat besar menanti kepada semua orang yang bekerja dengan mengandalkan Tuhan , bukan dengan kekuatan diri sendiri.

Saya menjadi tidak sabar untuk menikmati "gulungan ombak, menembus angin dan air di lautan, dan disambut oleh senyuman di tepi pantai..."

on this story :
me and fresh team MakobuFM

Tidak ada komentar: